SMOOTHWALL SBG PROXY EXTERNAL MIKROTIK

Mother Bear
Satu lagi kernel Linux yang bisa digunakan sebagai router, firewall dan squid proxy, seperti IPCop, dengan hardware sederhana / jadul sekelas Pentium 200 Mhz memory 128 Mb, bisa didongkrak menjadi sebuah firewall dan proxy yang cukup handal. Smoothwall juga bisa difungsikan sebagai web proxy external Mikrotik, yang menurut beberapa orang kurang maksimal jika menggunakan web proxy bawaan Mikrotik. Sehingga pengaturan bandhwidth management kita tetap menggunakan Mikrotik dan untuk proxy external menggunakan Smoothwall.

Dengan menggunakan Smoothie sebagai external proxy mikrotik, berinternet terasa lebih cepat, poker mania di Facebook dan game online lainnya juga akan terasa nyaman dan cepat karena cache disimpan di dalam smoothie setiap halaman web yang sama diakses oleh client.

Jangan terbayang linux yang sulit dan rumit dalam membangun sebuah proxy dengan Smoothwall ini, karena dengan GUI (Graphical User Interface ) berbasis Web mempermudah dalam menginstal dan mengatur konfigurasi firewall layaknya dalam Windows.

Sebuah router, firewall dan proxy sangat dibutuhkan untuk keperluan jaringan SOHO seperti di kantor, di warnet yang membutuhkan sharing internet dengan bandwith yang pas-pasan. Karena sebesar apapun bandwidth yang kita miliki, tanpa pengaturan dan pembagian yang akurat, akan sia-sia dan tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal.

SMOOTHWALL UNTUK WARNET DAN JARINGAN KANTOR

Yang sederhana dan murah bukan berarti tidak handal dan memiliki fitur yang jelek. Salah satu contohnya adalah Smoothwall.  Meski dari komputer jadul nan sederhana bisa digunakan sebagai router, web proxy external mikrotik, firewall, bandwidth management dan sebagai url filter. Atau kesemua fitur tersebut digabung dalam satu smoothwall.

Nah, karena di Indonesia sebagian besar pengguna internet masih menggantungkan pada Speedy milik Telkom, maka kita coba membangun sebuah router, proxy, firewall dan bandwidth management untuk Speedy. Yang konon bisa membantu mengurangi isu bahwa sang Speedy punya bang Telkom melar mingkus, sering putus dan tersendat - sendat jalannya dengan plesetan Bukan Speedy tapi Slowly/Lemotly).


Memang untuk urusan beaya dan besaran bandwidth di Indonesia masih terhitung sangat mahal harganya di banding negara - negara tetangga kita kayak Malaysia, Singapura, Austalia dan negara lainnya. Namun sebesar apapun bandwidth yang kita punya, tanpa pengaturan yang akurat maka tidak bisa meningkatkan peformance berinternet, apalagi jika berhadapan dengan ulah pendownload dengan senjata IDM nya.